Senin, 27 Februari 2017

Kedua kalinya?

Hai..
Kau tahu aku pernah bermimpi, aku pernah berharap menjadikanmu sandinganku suatu saat nanti, yang beberapa waktu lalu telah sirna ketika kau dengan tegas tunjukkan hatimu bukan untukku. Aku terima. Dengan terseret-seret menjauh dari semua tentang dirimu. Bernafas susah payah agar lega. Merangkak keluar dari sesak dada. Hingga akhirnya, 'hey' kutemukan titik terang ketika ku bisa bernafas lega saat melihatmu dengannya. Kau tak tahu butuh malam-malam panjang untuk berpikir dan memerintah otakku agar mengeluarkanmu dari hatiku. Butuh teramat banyak pisau untuk memangkas kerinduan yang datang agar ku tak sesak. Dan akhirnya, 'hey sykurlah' aku sudah lega. Mungkin kau memang bukan jalanku(?)
Namun...
Belum habis kutapaki jalan setapak selekas ku merelakanmu. Entah kenapa semua berbalik? Hingga ku tak mengerti jalanku kini memutar. Kembali padamu? Sejenak aku berpikir untuk tetap menjauh setelah mengingat sesuatu yang dulu sulit untuk kuobati. Namun 'kau bodoh hati!' komando berada di otakku? Namun ada apa dengan kakiku? 'kau bodoh hati' sungguh bodoh. Berbalik arah menuju duri yang sama? Menuju rimbunnya rasa rindu yang menyesakkan dada?
Namun seseorang pernah berkata, "kita jalani saja dulu...~M.R.G" hingga otakku kembali menyusun alibi-alibi untuk mendukung hatiku yang sebenarnya hanyalah kesemuan yang sama sekali belum jelas.
Hingga akhirnya aku berbalik. Menuju tujuan awal. Memberikan ruang di hatiku untukmu. Tetapi saat ini, 'Hey hati, kau benar. Dia telah berubah'. Hingga entah kenapa secercah harapan membuatku bangkit. Memupuk harapan-harapan baru. Menyusun rencana-rencana indah yang memang hanya sepihak dengan risiko sakit yang teramat. Kau tahu kali ini aku senang :) teramat senang. Meihatmu tersenyum padaku(?) Semua kata-kata yang keluar dari mulutmu, aku senang mendengarnya. Kau tahu? Kini otakku sepakat dengan hatiku. Berprsangka amat baik bahwa kisah ini akan happy ending?
.
.
.
.
.
.
Nyatanya tidak. Tepatnya belum tentu.
Setelah semua hal yang kita lakukan, kini kau terlihat kontras, sangat kontras. Tingkah lakumu, bicaramu. Semuanya tak lagi sama :) Ada apa?! Pernahkah kau berpikir tentangku sekali saja? Pernahkan terbesit namaku olehmu sekali saja? Jawab iya jika iya,tidak jika tidak. Apakah hatimu memang untukku? Atau nyatanya tidak? Kini aku tersenyum getir. Membuat langit-langit tenggorokan kering. Jika kau tak inginkan aku, tak apa. Cukup katakan. Aku hanya bingung melihat dilema perasaan dalam diri ini. Sejenak kuberpikir untuk tinggal. Sejenak lagi untuk pergi. Kalau hatimu tak untukku, lantas apa yang telah kau perbuat? Ataukah hanya diriku saja yang merasakannya? Ataukah cuma percaya diriku saja yang terlalu berlebih? Hingga tak kusadari bahwa aku tak pernah benar-benar hadir di hatimu, di pikiranmu. Beri aku petunjuk, haruskah aku tetap disini....
Atau pergi untuk yang kedua kalinya...

~Kisah di akhir februari 2017

0 komentar:

Posting Komentar