Selasa, 02 Mei 2017

Aku Pergi

Setelah semua hal yang telaj terjadi
Kini aku dapat menyimpulkan satu hal

Aku tak pernah benar2 hadir dalam hatimu.
Aku hanyalah pelampiasan, tameng, pengalih perhatian, kamuflase.
Bodohnya aku.

Lalu kini kau minta untuk tetap lanjutkan sandiwara ini? Berlakon bahwa semuanya baik2 saja. Bahwa kau dan aku baik-baik saja?

Entah kau punya hati atau tidak. Atau kalaupun punya, tak ada seporsi kecilpun untukku. Semuanya palsu. Hatimu seutuhnya untuknya.

Semua manusia punya batasan. Termasuk aku. Entah sudah seperti apa hati dan harga diriku saat ini dengan tetap menaruh hatiku padamu yang jelas-jelas, kau sama sekali tak pernah bisa menerima kehadiranku.
Mungkin akan tiba waktunya, sesaat lagi, tak lama, ketika rasaku benar-benar hampa, di saat itulah aku takkan lagi jadi tamengmu. Cukup. Terimakasih atas semuanya. Aku pergi.

~Kisah di akhir April

Jumat, 21 April 2017

Hanya aku

Pernah menyayangi orang lain lebih dari menyayangi diri dan hati sendiri?
Hingga kau tak sadar hatimu tak lagi berbentuk. Tercecer, remuk.
Namun kau masih hidup? Haha. Keajaiban?

Terlalu berharap kepada manusia merupakan kesalahan terbesar. Hingga Allah jauhkan dan hancurkan harapanmu. Hingga tak ada yang tersisa. Sedikitpun.

Entah aku yang bodoh, atau kau yang terlalu jahat. Mungkin aku yang bodoh.
Cinta itu buta. Bodoh. Sesakit apapun kau tetap sayang. Bullshit memang. Tapi memang itu nyatanya.

Namun, ketika memang semua sudah begini keadaannya. Bergantung pada keputusan yang kau ambil. Mau tetap hidup? Atau mati?
Pernah hidup tanpa arah dan tujuan? Hanya kosong? Ya itu mati namanya.

Ingin bertahan dalam duri? Hey sekuat apa dirimu? Punya nyawa yang tak terbatas kah?
Maafku tiada tara. Terhadap perlakuan mu yang sama kepadaku. Hanya saja, aku tak kuasa. Semua punya batas. Begitupun aku. Kau tak pernah tahu bagaimana, tak pernah ingin tahu bagaimana.

Hingga yang tersiksa hanyalah waktu yang terus berputar. Dan aku.

Kamis, 23 Maret 2017

Sadar Diri(?)

Akhirnya aku sadar. Semua sikap yang kau tunjukkan padaku, tak satupun menampakkan bahwa kau punya rasa padaku. Selain paksaan-paksaan yang hanya membuatku senang sesaat, semu. 
Tak ada yang tulus. Entah apa yang sedang kau rencanakan. Atau memang kau tak merencanakan apapun dan inilah apa adanya. Inilah kebenarannya.
Mungkin hatiku saja yang terus berlindung dibalik serpihan perhatian palsu yang mungkin saja dipaksakan. 
Seharusnya aku sadar. Tapi lantas kenangan apa yang kita ukir kemarin? Hanyalah sebagai penambah rasa sakit? Ramuan agar aku terbelenggu. Hingga aku lupa kenyataan bahwa kau memang tak pernah punya rasa. 
Aku tahu, urusan perasaan akan selalu rumit. Namun, kali ini tak sama. Tidak ada yang hadir dalam pikiranku kala malam menjelang. Kecuali kamu. Semakin larut. Perasaan ini kembali bertanya-tanya. Semakin membuat sesak dada. Mencekikku hingga tak bisa beranjak. Bahkan untuk berhenti memikirkanmu saja tidak bisa. 
Yaa, memang aku yang tak sadar diri. Sudah seharusnya aku mundur. Punya kenangan manis denganmu saja sudah merupakan kebahagiaan untukku. Sekaligus siksaan. Entah apa yang akan terjadi nanti. Tapi aku sakit. Kau sama sekali tak salah. Hanya aku yang terlalu memaksakan diri. 
Menempatkan diriku pada posisi rawan. Yang seakan-akan ku yakin kokoh. Nyatanya tidak. 
Harusnya aku sadar diri,...

Senin, 20 Maret 2017

Berbaliklah!

Tau cara mengikhlaskan orang yang sama untuk kedua kalinya?
Berhasilkah?
Entah kenapa aku hanya, berdiri mematung. Tak beranjak. Seakan ingin waktu terhenti sebentar saja. Agar aku bisa berpikir. Menenangkan hati, mengusir gundah.
Aku tak akan pernah pergi, itu fakta. Tak ada tempat lain yang ingin kusinggahi selain engkau.
Hanya saja kau tak merasa. Atau pura2 tak merasa. Layaknya tamu yang tak diindahkan tuan rumah. Atau mungkin kau tak enak hati mengusirku. Menyuguhi senyuman2 palsu.
Mungkin memang aku tak pernah benar-benar hadir. Hanya sebagai pegangan saat kau sedang goyah. Ketika kau tegar dan seimbang, kau lepas pegangan itu.
Aku tak akan pernah pergi. Kau hanya tinggal berbalik jika mencariku. Aku kan selalu ada disana. Hanya saja, aku mulai tak yakin, bahwa rasaku akan sama saat kelak kau berbalik nanti. Atau malah kau tak akan pernah berbalik. Namun kau harus selalu yakin, aku disana. Mendukungmu. Entah apa keputusan yang kan kau ambil. Setelah apa yang kuketahui sampai saat ini. Aku tak akan pernah mengucapkan kata-kata selamat tinggal.

~Kisah di akhir Maret

Senin, 27 Februari 2017

Kedua kalinya?

Hai..
Kau tahu aku pernah bermimpi, aku pernah berharap menjadikanmu sandinganku suatu saat nanti, yang beberapa waktu lalu telah sirna ketika kau dengan tegas tunjukkan hatimu bukan untukku. Aku terima. Dengan terseret-seret menjauh dari semua tentang dirimu. Bernafas susah payah agar lega. Merangkak keluar dari sesak dada. Hingga akhirnya, 'hey' kutemukan titik terang ketika ku bisa bernafas lega saat melihatmu dengannya. Kau tak tahu butuh malam-malam panjang untuk berpikir dan memerintah otakku agar mengeluarkanmu dari hatiku. Butuh teramat banyak pisau untuk memangkas kerinduan yang datang agar ku tak sesak. Dan akhirnya, 'hey sykurlah' aku sudah lega. Mungkin kau memang bukan jalanku(?)
Namun...
Belum habis kutapaki jalan setapak selekas ku merelakanmu. Entah kenapa semua berbalik? Hingga ku tak mengerti jalanku kini memutar. Kembali padamu? Sejenak aku berpikir untuk tetap menjauh setelah mengingat sesuatu yang dulu sulit untuk kuobati. Namun 'kau bodoh hati!' komando berada di otakku? Namun ada apa dengan kakiku? 'kau bodoh hati' sungguh bodoh. Berbalik arah menuju duri yang sama? Menuju rimbunnya rasa rindu yang menyesakkan dada?
Namun seseorang pernah berkata, "kita jalani saja dulu...~M.R.G" hingga otakku kembali menyusun alibi-alibi untuk mendukung hatiku yang sebenarnya hanyalah kesemuan yang sama sekali belum jelas.
Hingga akhirnya aku berbalik. Menuju tujuan awal. Memberikan ruang di hatiku untukmu. Tetapi saat ini, 'Hey hati, kau benar. Dia telah berubah'. Hingga entah kenapa secercah harapan membuatku bangkit. Memupuk harapan-harapan baru. Menyusun rencana-rencana indah yang memang hanya sepihak dengan risiko sakit yang teramat. Kau tahu kali ini aku senang :) teramat senang. Meihatmu tersenyum padaku(?) Semua kata-kata yang keluar dari mulutmu, aku senang mendengarnya. Kau tahu? Kini otakku sepakat dengan hatiku. Berprsangka amat baik bahwa kisah ini akan happy ending?
.
.
.
.
.
.
Nyatanya tidak. Tepatnya belum tentu.
Setelah semua hal yang kita lakukan, kini kau terlihat kontras, sangat kontras. Tingkah lakumu, bicaramu. Semuanya tak lagi sama :) Ada apa?! Pernahkah kau berpikir tentangku sekali saja? Pernahkan terbesit namaku olehmu sekali saja? Jawab iya jika iya,tidak jika tidak. Apakah hatimu memang untukku? Atau nyatanya tidak? Kini aku tersenyum getir. Membuat langit-langit tenggorokan kering. Jika kau tak inginkan aku, tak apa. Cukup katakan. Aku hanya bingung melihat dilema perasaan dalam diri ini. Sejenak kuberpikir untuk tinggal. Sejenak lagi untuk pergi. Kalau hatimu tak untukku, lantas apa yang telah kau perbuat? Ataukah hanya diriku saja yang merasakannya? Ataukah cuma percaya diriku saja yang terlalu berlebih? Hingga tak kusadari bahwa aku tak pernah benar-benar hadir di hatimu, di pikiranmu. Beri aku petunjuk, haruskah aku tetap disini....
Atau pergi untuk yang kedua kalinya...

~Kisah di akhir februari 2017

Jumat, 18 November 2016

SNMPTN? Milih apa ya?

Hai semuanya...
Teruntuk bagi kelas 12 SMA , kalian sadar gasih? Hanya dalam hitungan beberapa bulan , lagi kalian akan dihadapkan situasi dimana kalian harus memilih jurusan dan univ kalian di SNMPTN? Mungkin, kalau dihitung secara matematis itu masih sekitar 6 bulan lagi. Tapi itu gabakal kerasa loh, dengan kesibukan kalian mempersiapkan pelajaran dan UN, 6 bulan itu akan cepat sekali. Dan tiba-tiba saja kalian sudah harus menentukan, univ dan jurusan apa yang harus kalian pilih. Karena jangan sampai, batas waktu men-submit pilihan adalah esok hari, tapi sekarang kalian masih bingung univ apa yang akan kalian pilih.

Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mulai dari sekarang, kalian saya sarankan untuk mulai melakukan research kecil-kecilan, mengumpulkan informasi dari google,alumni, guru BK atau apapunlah tentang Perguruan Tinggi di Indonesia. Juga, kalian harus merenung dan memantapkan hati, kemana sih, atau bidang apasih yang menjadi potensi/kelebihan kalian? Atau ingin menjadi apa kalian di masa depan?
Mungkin sebagian dari kalian, sudah punya cita-cita semenjak kecil yang ketika kalian ditanya oleh orang, kalian sudah mantap menjawab pekerjaan tersebut dengan senyum tersimpul di bibir. Namun, kenyataannya, pekerjaan di dunia ini bukan hanya itu-itu saja loh. Banyak sekali pekerjaan di dunia ini yang mungkin, sekarang kalian sama sekali belum tahu. Saya yakin, kebanyakan dari kalian ada yang sudah bercita-cita untuk menjadi, dokter, insinyur, pengusaha, bos atau yang lainnya. Well, sebenernya boleh-boleh saja. Namun, poin pentingnya adalah, apakah jiwa dan potensi kita berada pada bidang tersebut? Thats the main point.

Banyak dari kalian yang kalian pengen jadi ini itu, tapi potensi kalian gak berada di bidang itu. Lantas, apakah kita harus tetap mempertahankan bidang/pekerjaan tersebut? Menurut pengalaman dan pengamatan, seseorang akan lebih menikmati dan menjalankan suatu hal, jika itu sesuai dengan minat dan bakatnya. Jika suatu hal itu sejalan, maka kita akan melakukan suatu hal itu tanpa beban sama sekali, yang ada hanyalah kesenangan yang kita dapatkan. Contoh, orang yang gemar sekali dalam bermain musik dan menulis lagu, maka ia akan melakukan hal tersebut tanpa dorongan siapapun, tanpa beban. Malah ia akan melakkan hal tersebut dengan senang hati karena hal tersebut sesuai dengan minatnya. Jadi sebaiknya, kalian temukanlah potensi dalam diri kalian masing-masing. Dimana minat dan potensi kita. Karena setiap orang mempunyai potensi di bidang yang berbeda. Ada pernyataan, "Kak, saya kayaknya gak punya potensi di bidang apapun deh." Stop berkata seperti itu. Allah menciptakan kita dan memberi kita kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda setiap orang. Jadi, pasti kalian mempunyai kelebihan di bidang tertentu, hanya saja, kalian belum menemukannya.

Memangnya kenapa kak kalau kuliah di bidang yang tidak sejalan dengan minat dan potensi kita?
Well, sejujurnya, hal itu gak salah-salah amat sih. Tidak sedikit juga orang-orang yang menjalani pekerjaan yang berbeda bidang dengan latar belakang pendidikannya. Namun, beberapa lagi, mereka tidak berhasil. Banyak dari mahasiswa yang memilih jurusan tersebut bukan karena keinginannya, mungkin karena faktor lain, dan di tengah-tengah jalan mereka merasa seperti, "Kok begini ya, gak seru, susah, males ah" hingga akhirnya mereka tidak melanjutkan kuliahnya. Karena ia melakukannya dengan terpaksa, bukan atas kehendaknya sendiri.
Tetapi gak semuanya seperti itu kok, jika kalian bisa/sanggup menjalani hal yang diluar minat dan bakat, boleh-boleh saja kok. Siapa juga yang akan melarang. Sejauh kalian sanggup bertahan dalam menjalani hal tersebut. Dan juga, kita tidak bisa menolak takdir. Jika Allah mengkehendaki kita untuk berkuliah di luar bidang minat dan potensi kita, siapa yang bisa melawan? Atau jika itu juga didukung oleh keinginan kuat orang tua untuk mengambil jurusan tertentu. Its okay. Yang terpenting adalah, kalian harus berusaha semaksimal mungkin, jangan mengeluh, lakukan dengan sepenuh hati. Karena jalan kita hakikatnya sudah diatur dan ditentukan oleh Yang Mah Kuasa.

Jadi, sebaiknya mulai sekarang kalian coba temukan minat dan potensi kalian. Agar kuliah kalian dilakukan dari hati, dan tanpa beban. Yang terpenting adalah jalani dengan sungguh-sungguh, dapatkan ridho orang tua, jangan mengeluh dan cipatakan hasil yang terbaik.


Senin, 24 Oktober 2016

Teruntuk Kalian Semua

Hai kalian semua? Pada sibuk ya?
Malam ini, saat ku obrak-abrik folder di laptop, tak sengaja kubuka dokumen2 lama. Foto2 kita, video, aktivitas dan tugas yang kita lewati dalam 3 tahun tersebut. 10 menit berlalu, kini jiwaku kembali ke masa itu. Dimana kita bersama. Dengan tujuan yang sama, lulus. Yang pada akhirnya, tujuan yang telah kita capai tersebut memisahkan kita? Sebuah Ironi? Mungkin iya, namun nyatanya seperti itu. Kita berjuang bersama-sama, bahu mebahu, untuk satu tujuan yang pada akhirnya membinasakan kebersamaan. Membuat kenangan-kenangan yang awalnya pahit menjadi manis, yang awalnya manis menjadi terlampau manis.
Sadarkah kalian kalau waktu berlalu begitu cepat? Menyisakan deretan kisah, terekam dalam jepretan kamera, rekaman video. Yang hanya bisa kita ulang beberapa menit. Namun menyebabkan kerinduan tanpa obat.
Apakabar kalian semua? Masing-masing kini tengah mengejar mimpinya. Bersama orang-orang baru. Kenangan kita takkan berubah, hanya masa kita yang telah habis.  Semua yang berlalu kini hanyalah deretan peristiwa dalam hidup. Yang kita ukir bersama, melukiskan cerita indah 3 tahun di tempat yang sama. Mengukir cerita canda, tawa, dan duka.
Kau dan aku tau, tidak ada yang salah dibalik sebuah alasan mengapa sekarang kita begitu jauh. Walau komunikasi semakin mudah, tak ubahnya kan tetap sama. Sulit. Aku rindu kalian. Aku rindu kita.
Dimana waktu yang kita habiskan, nyatanya sangat berarti. Entah mana yang lebih baik, sedikit waktu yang kuhabiskan agar tak ada kenangan indah yang menyesakkan. Atau banyak waktu kuhabiskan yang pada akhirnya akan indah namun begitu menyesakkan tuk dikenang.
Hanya satu hal yang ingin kusampaikan, kudoakan kalian semua menggapai mimpimu. Agar kelak kita bisa bersama-sama, melihat kembali masa-masa kita dari puncak kejayaan yang kelak kita raih.
Aku rindu kalian semua~

Tags : #Everest16 #Sasi16 #EverestSasi16